SekilasPerkembangan Tasawuf dan Tarekat di Indonesia; Kajian Kitab Nashoihul ‘Ibad Syekh Nawawi Al-Bantany (bagian 1) Pahala Sholawat Fathih Luar Biasa; Qasidah Ya Sayyidi Ya Rasulallah; Ibnu Taimiyah Memuji Amalan Nishfu Sya’ban
AlBukhari no. 1178 dan Muslim no. 721) Demikian Materi Khutbah Jumat tentang 6 Pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mesti kita perhatikan dan kita cermati dengan baik. Semoga Allah Ta’ala memberi kita kemudahan dalam menjalankan syariat-Nya dan meniti jalan sunnah Nabi-Nya. Aamiin.
Momentumkhutbah Jumat adalah saat penting mengingatkan umat tentang pesan-pesan ketakwaan, yakni dengan tetap memperhatikan seluruh perintah untuk dilaksanakan dan semua larangan untuk dihindari.
KitabNashaihul `Ibad secara harfiah artinya Kumpulan Nasihat bagi Para Hamba.Ditulis oleh ulama besar asal Bantten, kitab ini merupakan penjelasan (syarah) dari kitab al-Munabbihat ‘al Isti’dad Li Yaumil Ma’ad karya Ibnu Hajar al-Asqalani, seorang ahli hadis abad ke-15 Masehi.. Kitab ini menduduki posisi yang sangat penting di kalangan umat Islam dunia, terutama dunia
KitabNasha-hul Ibad karya Syaikh Muhammad Nawawi Ibnu Umar Al-Jawi ini penuh dengan muatan-muatan nasehat dan petunjuk bagi hamba Allah untuk membeningkan kalbu dan membersihkan hati dari debu-debu dunia serta berbagai macam penyakit hati manusia. Dengan bersihnya hati dan sucinya jiwa, seorang hamba akan mampu meraih mardhiyyah pada saat
jMvY. Teks Khutbah Jumat Singkat Bahasa Indonesia – Mawas Diriأَلْخُطْبَةُ الْأُوْلَىأَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى خَلَقَ النَّفْسَ فَأَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوَاهَا. وَكَتَبَ بِأَنَّهُ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زّكَّاهَا وَخَابَ مَنْ دَسَّاهَا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبٌّ كَرِيْمٌ لَا يَنَالُ مَا لَدَيْهِ إِلَّا بِإِزَالَةِ الْغُيُوْبِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهَ وَرَسُوْلُهُ نَبِيٌّ أَرْسَلَهُ هَادِيًا لَا مَسَّهُ عَلَّامُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِى كَشَفَ الْكُرُوْبَ. وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ سَارُوا بِسَيْرَتِهِ وَجَنَحُوْا بِغُفْرَانِ بَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللَّهِ, إِتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ بفِعْلِ المَأمُوْراتِ وَاجْتِنَابِ المُحَرَّمَاتِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَJamaah shalat Jum’at hafidhakumullah,Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dengan sebenar-benar taqwa, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjahui dishahihkan oleh para ulama’ bahwa ketika Allah swt menghendaki kebaikan seorang hamba maka Allah memperlihatkan aib-aibnya, lalu Allah menolongnya mempermudah menghilangkan aib-aibnya tersebut sedikit demi sedikit hingga menjadi manusia tidak mengetahui aib-aibnya sendiri hingga menganggap dirinya sudah baik. Baik bagi Allah dan juga baik bagi masyarakat. Akibat anggapan yang seperti ini ia akan melihat jelas aib orang lain dan menggunjing serta menyebarluaskannya. Sedang ia tidak melihat aib pada dirinya sendiri. Bagai ungkapan gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. Dalam hal ini Rasulallah saw bersabdaيُبْصِرُ أَحَدُكُمُ الْقَذَى فِى عَيْنِ أَخِيْهِ وَيَنْسَى الْجِذْعَ فِى عَيْنِهِ. رواه أبو هريرة“Salah satu dari kalian mampu melihat kotoran kecil di pelupuk temannya, tapi lupa dengan batang kayu yang menutupi matanya sendiri.”Mengawasi dan memperhatikan aib atau kesalahan pada diri sendiri, tidak mengawasi aib orang lain, lalu berusaha maksimal memperbaikinya adalah pangkal atau sumber keberuntungan. Kanjeng Nabi Muhammad saw bersabdaطُوْبَى لِمَنْ شَغَلَهُ عَيْبُهُ عَنْ عُيُوْبِ النَّاسِ. رواه البزار“Sungguh beruntung orang yang disibukkan oleh aibnya daripada sibuk dengan aib orang lain.” HR. Al-BazzarDalam rangka mawas diri, kiranya pantas kita mengingat kembali pesan Sayyidina Ali karramallahu wajhah, sebagaimana termaktub dalam kitab Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar al-Asqalaniكُنْ عِنْدَ اللَّهِ خَيْرَ النَّاسِ وَكُنْ عِنْدَ النَّفْسِ شَرَّ النَّاسِ وَكُنْ عِنْدَ النَّاسِ رَجُلًا مِنَ النَّاسِ“Jadilah manusia paling baik di sisi Allah, dan jadilah manusia paling jelek dalam pandangan dirimu, serta jadilah manusia biasa di hadapan orang lain”.Pesan ini memberikan arahan yang sangat luar biasa bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan ini agar terus memperbaiki diri, menghargai dan tidak meremehkan orang lain, demi memperoleh kebahagiaan dunia dan akhiratHendaknya kita terus meningkatkan ketaqwaan dan amal kebaikan serta menjahui larangan. Sehingga kita bisa menjadi manusia yang baik di harus terus merasa kurang atas amal kebaikan yang kita lakukan serta merasa diri kita jelek. Hal ini bukan berarti merendahkan diri, namun untuk menjauhkan kita dari sikap ujub sombong, riya’ pamer, dan sum’ah mengharap pujian orang lain.Menundukkan diri di hadapan orang lain dengan tidak merasa lebih baik. Mungkin banyak di antara kita ketika melihat orang lain, merasa dirinya lebih baik atau lebih shalat Jum’at hafidhakumullah,Untuk mewujudkannya, Syaikh Abdu Qadir Al-Jilani memiliki tips sederhana yang dapat kita lakukan dalam keseharian kitaJika kita melihat orang lain hendaknya kita memandang bahwa dia memiliki kelebihan daripada diri kita. Mungkin dia lebih bertaqwa, lebih banyak amal baiknya, serta lebih tinggi derajatnya di sisi kita melihat anak kecil atau lebih muda, nasihati diri kita, “Mungkin dia dosanya lebih sedikit daripada diriku”. Sebaliknya jika kita melihat orang yang lebih tua, nasihati diri kita, “Dia telah berbuat kebaikan lebih banyak daripada diriku”. Sebab ia lebih dulu takwa dan taat kepada kita melihat orang alim, hendanya kita menilainya dia memiliki cara ibadah yang lebih baik dan benar, mengamalkan ilmunya, serta berbuat kebaikan dengan kita melihat orang bodoh, hendaknya kita katakan, “Mungkin dia berbuat dosa atau salah karena ketidaktahuannya dosanya lebih sedikit, sementara kita lebih berdosa karena berbuat salah sepengetahuan ilmu yang kita miliki dosanya lebih berat”.Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah,Mawas diri harus kita lakukan setiap saat agar kita selalu dapat mengingat kekurangan, kesalahn dan aib kita. Lalu berusaha memperbaiki diri. Jangan mengoreksi dan ngurusi kekurangan serta aib orang atau mawas diri adalah cara mengendalikan hidup kita, yang akan memiliki efek luar biasa pada diri kita. Keteledoran kita untuk mawas diri bukan hanya dapat mengakibatkan kerusakan pada kehidupan kita, tetapi juga kehidupan yang lebih luas yakni keluarga dan SAW bersabda اَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ رواه أحمد“Orang yang cerdas sukses adalah orang yang menghisab mengevaluasi dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah” HR. Ahmad. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mampu terus mawas diri dan berbenah diri. Sehingga kita menjadi orang yang rendah hati, menghargai orang lain, tidak merasa lebih baik dari orang lain serta beruntung di dunia dan akhirat. سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ. وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ ۚ لَا يَضُرُّكُمْ مَّنْ ضَلَّ اِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ الثَّانِيَّةُاَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الصَّمَدِ. اَلَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أحَدٌ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ الْمُمَجَّدِ. وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ الَّذِيْنَ شَيَّدُوْا الدَّيْنَ بِعَزْمٍ قَوِيٍّ وَعَزِيْزِ بَعْدُ فَيَاأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنفْسِى بِتَقْوَى اللَّهِ بِفِعْلِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَتَرْكِ الْمَنْهِيَّاتِ. قَدْ أشْبَعَ لَكُمْ أنْوَاعُ الْخُطَبِ الْجُمْعِيَّةِ وَكَأَنِّى أنْظُرُ فِى أسْمَائِكُمْ بِهَا مَلْآن. وَلَكِنْ مَا أرَى مِنْكُمْ اِلّأ عَلَى جُمُوْدٍ عَرِيْقِ. قَلَّمَا تُغَيِّرُ أعْمَالَكُمْ تِلْكَ الْخُطَبُ اِلَى تَرْقِيَةِ الْأعْمَالِ وصَلَاحِ الْجَنَانِ. وَمَا اُمَثِّلُكُمْ اِلَّا كَالْحَدِيْدِ الْبَارِدْ. يُضْرَبُ كُلَّ وَقْتٍ لِيَمْتَدَّ فَلَمْ يَمْتَدِدْ. فّتَبَصَّرُوْا وَاَفِيْقُوْا ثُمَّ أحْسِنُوْا, اِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, وَقَاضِى الْحَاجَاتِ. . اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِاُمَةِ مُحَمَّدٍ. وَارْحَمْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ. وَأَصْلِحْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ. واسْتُرْ لِاُمَةِ مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْهُمْ عَلَى أَعْدَائِهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِعَمَلٍ صَالِحٍ يَنفَعُهُمْ فِى دُنْيَاهُمْ وَأُخْرَاهُمْ. اَللّٰهُمََّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَعُلَمَائَنَا وَزُعَمَائَنَا وَاجْعَلْ هِمَّتَهُمْ فِى اِزَالَةِ الْمُنْكَرَاتِ وَالْمَعَاصِى وَاهْدِهِمْ سَبِيْلَ الرَّشَادِ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ وَادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْن وّفِرُوسْ قَرَنَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ والْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيأ حَسَنَةً, وَفِى ألآخِرَةِ حَسَنَةً, وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اللَّهِ. إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُؤْتِكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ Katib PCNU PonorogoKetua Bidang Peribadatan Masjid NU Ponorogo
khutbah jumat dari kitab nashoihul ibad